ATAP
1. Pengertian Atap
Atap adalah
bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan
perlindungan. Syarat – syarat atap yang harus di penuhi antara lain :
- Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin
- Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya
- Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet
- Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca
- Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.
2. MACAM – MACAM
ATAP
1. Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan
atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang.
Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya digunakan campuran beton bertulang.
Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang
isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah
seperti rumah bertingkat
2. Atap Sandar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada
umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya
bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang
tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda
untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau
40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari
semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20
derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng
3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring
yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah
bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi
teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan
genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana
digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai
dipedesaan seperti Bali , Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Jawa Barat.
5. Atap Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda.
Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini
berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran
maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang
penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan kantor,
pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.
6. Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat
bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung – ujung bagian
atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai
luar yang sama panjang dan ujung bagian atas bertemu pada satu titik yang
berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap semacam ini
banyak digunakan untuk bangunan – bangunan gereja.
7. Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah
terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap
lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak bagian – bagian bidang atap
yang berbentuk trapesium.
3 BAHAN – BAHAN
PENUTUP ATAP
Bahan penutup
atap di bagi menjadi beberapa bagian
A. Bahan logam
contohnya
- Seng
Seng adalah
salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap.
Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm
dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari
1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir
berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan
dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan
banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung
garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan
suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila
udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya bobotnya rendah,
harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
B. Bahan alam (
langsung )
- Sirap
Bahan penutup
atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu yang keras seperti kayu
jati, belian, dan onglen menjadi lembaran – lembaran yang mempunyai ukuran
tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
- Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
- Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat
tua kehitam-hitaman. Kelebihan
pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi
terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit
sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum
cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.
C. Bahan alam (
pengolahan)
- Genteng Biasa
Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat
melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan
karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan
banyka perawatan serta harganya relative murah. Genteng ini banyak digunakan
pada bangunan – bangunan yang ada di daerah tropic maupun daerah ang berhawa
lembab. Genteng biasa sering disebut genteng S karena mempunyai penampang
pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
1.
Panjang : 28 – 36 cm
2.
Lebar :
20 – 25 cm
3.
Tebal :
0,8 – 1 cm
4.
Dalam lengkungan : 4 – 5 cm
Comments
Post a Comment