Sudah untuk kesekian kalinya bencana
gempa menerpa ibu pertiwi, ketakutan terbayang akan luka lama akibat gempa
tsunami 2004 silam masih teringat jelas. Namun kita harus segera berbenah untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi pada ibu pertiwi tercinta ini kenapa seringnya bencana gempa
terjadi dan mengurangi terjadinya korban jiwa. Baik untuk memulai kita susun data-data yang akan kita bahas
- Pengertian gempa
- Jenis-jenis gempa
- Penyebab terjadinya gempa di Indonesia
- Cara menghadapi gempa
Oke rasanya segitu saja dulu batasan
pembahasan kita karena aku tak ingin anda kehilangan konsentrasi dan bosan
akhirnya tak membacanya.
Pengertian gempa
Gempa bumi adalah getaran atau
guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam
secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional
yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama
selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan
serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Jenis Gempa
Bumi
A. Berdasarkan Penyebabnya
Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh
adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi,
getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran
lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba.
Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh
tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang
terjadi
Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.
Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir
atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
B.
Berdasarkan Kedalaman
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam
kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa
bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan
bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi
ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
C.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang
lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan
kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang
transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang
primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang
sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab
terjadinya gempa Bumi di Indonesia
Mengapa Indonesia sering mengalami
gempa? Pertanyaan itu mungkin sering muncul di benak masyarakat Indonesia
sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir,
Indonesia mengalami gempa berkali-kali di beberapa wilayah terutama sekitaran
pulau Sumatera, Jawa, Bali, sampai Irian. Dua penyebab utama sering terjadinya
gempa di wilayah Indonesia adalah karena Indonesia terletak di jalur Ring of
Fire kawasan Pasifik dan menjadi pusat pertemuan beberapa lempeng bumi seperti
lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Cincin Api
Pasifik
Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik
merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menamai sebuah wilayah yang
sering mengalami peristiwa letusan gunung aktif dan terjadinya gempa bumi.
Daerah Ring of Fire tersebut
mencakup sekeliling cekungan dari Samudera Pasifik. Daerah yang dikelilingi
oleh Ring of Fire ini memiliki bentuk seperti tapal kuda. Panjang wilayah yang
termasuk ke dalam cincin api Pasifik ini adalah 40.000 km. Dari sekitar 90
persen gempa bumi yang terjadi selama ini, 81 persennya terjadi di wilayah yang
termasuk ke dalam cincin api Pasifik. Selain itu, 17 persen gempa terbesar atau
sekitar 5-6 persen dari gempa yang terjadi di dunia terjadi di kawasan sabuk
Alpine. Baik cincin api Pasifik maupaun sabuk Alpine, Indonesia termasuk ke
dalam jalurnya.
Berikut yang wilayah daratan dan
lautan yang termasuk ke dalam cincin api Pasifik diurut dari arah barat daya
yang artinya berlawanan dengan arah jarum jam.
(1) Selandia Baru, (2) Palung
Kermadec, (3) Palung Tonga, (4) Palung Bougainville, (5) Indonesia, (6) Gunung
Merapi, (7) Filipina, (8) Palung Filipina, (9) Palung Yap, (10) Palung Mariana,
(11) Palung Izu Bonin, (12) Palung Ryukyu, (13) Jepang, (14) Gunung Fuji, (15)
Palung Jepang, (16) Palung Kurile, (17) Kamchatka, (18) Kepulauan Aleutia, (19)
American Cordillera, (20) Alaska (21) Pacific Coast Range, (22) British
Columbia, (23) Barisan pegunungan Cascade, (24) Gunung St. Hellens, (25)
California, (26), Meksiko, (27) Palung Amerika Tengah, (28) Guatemala, (29)
Nikaragua, (30) Kolombia, (31) Ekuador, (32) Peru, dan (33) Palung Peru – Chili
Trench.
Sedangkan wilayah yang termasuk ke
dalam sabuk Alpine, di antaranya sebagai berikut.
- Jawa
- Sumatera
- Himalaya
- Mediterania
- Atlantika.
Berdasarkan nama-nama wilayah yang
termasuk ke dalam cincin api Pasifik dan sabuk Alpine, Indonesia menjadi
wilayah yang termasuk ke dalam keduanya.
Akan tetapi, meski rawan akan
letusan gunung api dan gempa bumi, keberadaan Indonesia di cincin api Pasifik
dan sabuk Alpine ini menjadikan wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur.
Pertemuan
Lempengan Bumi
Penyebab gempa bumi salah satunya
memang disebabkan oleh wilayah Indonesia yang terletak di cincin api, akan
tetapi masih ada penyebab lainnya, yaitu menjadi salah satu wilayah yang
dikelilingin oleh lempengan-lempengan bumi. Lempengan bumi yang mengepung
Indonesia tersebut adalah lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng
Indo-Australia. Gempa bumi yang disebabkan oleh lempengan bumi tersebut terjadi
jika lempengan-lempengan itu bergeser, patah, atau bahkan terjad tumbukan. Selain
gempa, terlebih bila terjadi tumbukan lempengan, bisa menyebabkan timbulnya
tsunami setelah gempa terjadi. Contohnya seperti gempa dan tsunami yang terjadi
di Aceh tahun 2004 lalu. Beberapa wilayah di Indonesia yang rawan akan gempa
dan tsunami di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Bali, Jawa
Timur bagian selatan, daerah Fak-Fak dan Yapen di wilayah Papua, dan masih
banyak lagi.
Kedua penyebab sering terjadinya
gempa di Indonesia tersebut tidak bisa dihindari. Hanya saja, sebagai penduduk
yang tinggal di wilayah rawan gempa, kita dituntut untuk selalu waspada dan
tentunya selau peduli terhadap lingkungan dan alam. Alam memberikan banyak
manfaat dan berbagai sumber untuk kehidupan, sebagai gantinya kita pun dengan
sebaik mungkin bisa menjaga alam dan melestarikannya.
Cara Menghadapi
Gempa Bumi
Bila berada di
dalam rumah:
1.
Jangan
panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
2.
Bila
tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
3.
Jauhi
rak buku, lemari dan kaca jendela.
4.
Hati-hati
terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di
dinding dan sebagainya.
Bila berada di
luar ruangan:
1.
Jauhi
bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
2.
Usahakan
dapat mencapai daerah yang terbuka.
3.
Jauhi
rak-rak dan kaca jendela.
Bila berada di
dalam ruangan umum:
1.
Jangan
panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
2.
Jauhi
benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan
sebagainya.
Bila sedang
mengendarai kendaraan:
1.
Segera
hentikan di tempat yang terbuka.
2.
Jangan
berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
Bila sedang
berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
1.
Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
2.
Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang
berada di dalam lift:
1.
Jangan
menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan
tangga darurat.
2.
Jika
anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol.
3.
Ketika
lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
4.
Jika
anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia.
Bila sedang
berada di dalam kereta api:
1.
Berpeganganlah
dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak
2.
Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
3.
Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan
Bila sedang
berada di gunung/pantai:
1.
Ada
kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
2.
Di
pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri
pertolongan:
Karena petugas kesehatan dari
rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka
bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar
Anda.
Evakuasi:
Tempat-tempat pengungsian biasanya
telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran
meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki
di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang
secukupnya.
Dengarkan
informasi:
.
Comments
Post a Comment